Don't Worry Darling Kalah Seru dari Drama di Belakang Layarnya



Menyusul kesuksesan kritis dari debut penyutradaraan Olivia Wilde, Booksmart, banyak studio yang berlomba untuk mendapatkan hak produksi film kedua Wilde, Don't Worry Darling. Pada akhirnya, New Line Cinema yang mendapatkan hak untuk memproduksinya. Film ini menggaet Florence Pugh sebagai pemeran utama dan bergabung dengan para pemeran pada April 2020. Sementara Harry Styles bergabung belakangan untuk menggantikan Shia LaBeouf, yang kemudian menimbulkan kontroversi.

Kontroversi dan drama belakang layar film ini bahkan berlanjut hingga penayangan perdananya di Venice International Festival 2022, Florence Pugh diduga ogah mendatangi konferensi pers lantaran masalahnya dengan sang sutradara belum reda. Meskipun, pada akhirnya kabar ini tidak dibenarkan, dan alasan ketidakhadirannya adalah jadwal yang bentrok dengan syuting film Dune 2.

Terlepas dari drama dan kontroversinya, Don't Worry Darling tetaplah sebuah karya yang patut diapresiasi. Penilaian jeblok dari situs seperti Rotten Tomatoes dan IMDb juga tampaknya tidak terlalu berpengaruh pada kesuksesan komersial film ini. Popularitas Harry Styles, Florence Pugh, Gemma Chan, hingga Chris Pine masih mampu mengangkat film ini. Di samping itu, film ini tidak seburuk yang orang katakan.

Film Don't Worry Darling ditulis oleh Katie Silberman, berdasarkan cerita Carey Van Dyke, Shane Van Dyke, and Silberman. Film ini berlatar di Amerika pada periode waktu yang tidak jelas. Alice Warren (Florence Pugh) dan Jack Chambers (Harry Styles) tinggal di lingkungan bergaya 1950-an, yang tandus tapi indah di kota buatan Victory, California. Setiap hari, para pria pergi bekerja di Markas Besar Victory di gurun sekitarnya. Sementara istri mereka tinggal di rumah melakukan pekerjaan rumah seperti bersih-bersih, bersantai, dan menyiapkan makan malam untuk suami mereka.

Para istri dilarang bertanya tentang pekerjaan suami mereka dan dilarang untuk pergi ke Markas Besar. Salah satu penduduk, Margaret (KiKi Layne) telah dianggap gila karena pergi ke sana. Margaret juga kehilangan anaknya di sana. Dia yakin Victory telah mengambil anaknya.

Pada saat menghadiri pesta yang diselenggarakan oleh Frank (Chris Pine), pendiri dan pemimpin Victory yang misterius, Alice melihat suami Margaret berusaha memberinya obat. Kemudian, dia melihat Frank memata-matai dia dan Jack melalui kamera. Alice mulai bertanya-tanya mengenai hal-hal misterius yang ada di tempat itu sampai dia sendiri pergi ke Markas Besar dan mengalami hal yang sama seperti Margaret.



Film Don't Worry Darling memiliki premis yang segar dan unik. Film ini mampu bertransformasi dari awal cerita yang menyenangkan menjadi misterius dan menegangkan. Kemunculan Gemma Chan dan Chris Pine sebagai antagonis selalu berhasil mengubah suasana menjadi dingin dan hening.

Film ini berjalan dengan pelan, menyusun peristiwa demi peristiwa dengan sabar. Sambil berjalan maju, film ini juga menyelipkan suara-suara dan visual yang janggal yang nantinya akan membantu penonton memahami 'pengungkapan besarnya' di akhir. Kita benar-benar harus menyimak setiap dialog, suara, dan gambar. Jika ada yang terlewat, kita mungkin akan kebingungan dalam menyimpulkan cerita secara utuh.

Saya harus mengakui kehebatan naskah film dalam menyusun peristiwa dan ketelitian Wilde menanam ranjau untuk diledakkan sebagai plot twist. Jika kamu pernah menonton film Fight Club, kamu mungkin akan akrab dengan teknik cerita di film Don't Worry Darling ini. Teknik bertutur tersebut memercikkan sedikit demi sedikit petunjuk dalam waktu yang sangat singkat seperti percikan, bisa melalui audio, visual, atau keduanya.

Namun, sayangnya film ini tidak selalu berjalan mulus. Terdapat beberapa hal yang tidak selesai di film ini. Bukannya diselesaikan, film ini justru sering menampilkan adegan yang tidak perlu. Bahkan film ini tidak sanggup menyelesaikan keseluruhan cerita dengan baik. Sebagai film yang berjalan pelan, akhir film ini tidak membayar penantian penonton dengan layak.

Meskipun begitu, film ini memiliki momen yang cukup epik yaitu konfrontasi karakter protagonis pada karakter antagonis yang sangat intens. Akting Florence Pugh dan Chris Pine jadi kunci kesuksesan adegan ini. Tidak ada perkelahian fisik, hanya penyampaian dialog yang sangat kuat. Di sisi lain, Harry Styles sebagai salah satu pemeran utama justru tampil biasa saja, tidak istimewa.

Selain adegan di atas, hal paling menarik adalah sindiran keras film ini untuk suami yang tidak percaya diri dan iri terhadap istri mereka. Film ini jelas sekali ingin memperlihatkan betapa menyedihkannya para misoginis itu. Semua laki-laki di film ini pada akhirnya hanya menjadi manusia tidak tahu diri yang minder punya istri lebih sukses.

Jika kamu suka dengan tontonan seperti The Stepford Wives, The Truman Show, dan serial Black Mirror, kamu mungkin akan betah menonton film Don't Worry Darling. Mereka memiliki banyak kesamaan dari segi formula dan suasana. Namun, sebaiknya baca informasi dasar film ini dahulu sebelum menonton, supaya tidak terlalu bigung.

Film Don't Worry Darling menyajikan cerita yang unik dan misterius, tetapi tidak cukup konsisten untuk menjadi karya yang solid. Saya tidak akan menilai film ini sebagai film yang buruk, tetapi juga tidak akan menilainya istimewa. Jika kamu datang ke bioskop untuk mencari tontonan yang menghibur, sebaiknya film ini tidak masuk ke dalam daftar tontonanmu. Namun, jika kamu butuh sesuatu yang unik, film ini mungkin cocok untukmu.

__________________

Directed by Olivia Wilde

Starring Florence Pugh, Harry Styles, Chris Pine, Gemma Chan



Post a Comment

0 Comments