Golden Slumber (2018), Ketika Kurir Paket Jadi Korban Politik

Directed by Noh Dong-seok
Starring Kang Dong-won, Kim Eui-sung, Yoo Jae-myung,
Han Hyo-joo, Kim Dae-myung, Kim Sung-kyun

Special appearance: Choi Woo-shik, Yoon Kye-sang, Kim Yoo-jung, Jung So-min

 


Mengusung tema intrik politik praktis saat kontestasi Pemilihan Umum berlangsung, membuat gue tertarik untuk menonton film ini. Meskipun judul filmnya lebih akrab dengan The Beatles dan seolah memberi penonton petunjuk bahwa film ini mungkin akan memanfaatkan unsur musik, persahabatan, dan hal semacamnya dalam membangun revival di babak akhir film.

Golden Slumber (2018) merupakan film drama aksi komedi yang dibalut intrik politik praktis. Mendengar premisnya saja, gue sudah tertarik dengan film ini. Namun ternyata premis menarik tersebut dieksekusi sekenanya, sehingga ketertarikan gue memudar seiring berjalannya durasu film. Golden Slumber gagal mendongengkan kisah Kim Gun-woo (Kang Dong-won) si sopir pengantaran barang teladan dalam perjuangannya membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah. Namun gue masih bisa terhibur oleh elemen drama persahabatannya.

Golden Slumber menceritakan Kim Gun-woo, kurir paket teladan yang dijebak oleh kelompok tertentu sebagai pembunuh calon presiden. Film ini secara keseluruhan memang menceritakan bagaimana Gun-woo berusaha menghindar dari pengejaran polisi dan agen BIN. Tidak ada seorang pun yang percaya kepadanya, kecuali ayah dan sahabat-sahabatnya. Moo-yeol (Yoon Kye-sang) yang sebelumnya mengorbankan diri demi menyelamatkan Gun-woo yang polos dan agak bego itu sempat memberi kontak seorang mantan agen yang dapat membantu Gun-woo berlindung.

Film ini menyuguhkan awal yang menegangkan. Ekspektasi gue meningkat, berharap ketegangan akan terus bereskalasi macam A Hard Day (2014). Namun penantian gue sia-sia. Aliran plot film ini mendadak tersendat dan tampak tak punya tujuan untuk bermuara. Departemen naskah sepertinya kebingungan harus memprioritaskan sekuens kejar-kejaran yang intens atau memperkuat ikatan batin ketiga sahabat Gun-woo untuk menolong. Alhasil keduanya tidak berhasil ditunjukkan. Jadinya malah setengah-setengah. Kemudi cerita mendadak oleng, kebingungan.

Plot yang lompat sana lompat sini itu akhirnya menemui puncak kegagalannya pada saat cerita sudah memasuki babak terakhir. Plot twist yang mudah ditebak, dan sekuen balas dendam yang biasa banget. Ambyar.

Pertama, film ini tidak bisa memotret kengerian politik praktis dengan efektif dalam durasi hampir dua jam. Unsur politik yang tipikal dan ditulis seadanya. Benar-benar seadanya. Kedua, film ini bingung mau fokus ke drama, aksi, atau komedi. Pada akhirnya main aman. Menggabungkan tiga genre tanpa perencanaan naskah yang matang. Jadi sih, jadi. Tapi ya, begitu adanya. Ketiga, judul Golden Slumber ini ujung-ujungnya cuma jadi gimik murahan. Sama sekali tidak berguna. Memang iya, Kim Gun-woo merindukan band masa lalunya. Tapi apa poinnya? Apa pentingnya buat jalan cerita?

Di samping kegagalan-kegagalan itu, gue cukup mengapresiasi performa Kang Dong-won yang berhasil bertransformasi menjadi Gun-woo yang lugu, polos, dan mendekati tolol dengan baik. Juga Han Hyo-joo yang cantiknya kebangetan di film ini. Sayang sekali penulisan karakternya kurang kuat. Sehingga karakter-karakter pendukung akan mudah dilupakan. Justru karakter minor yang diperankan Yoon Kye-sang, Jung So-min, dan Choi Woo-shik yang justru memorable meski hanya muncul beberapa menit.

Sayang sekali, karena anti-klimaks, gue tidak bisa menyimpan film ini ke dalam level yang sama dengan film bertema politik dan kambing hitam macam Fabricated City (2017).

Skor: 6/10


Post a Comment

0 Comments