Dead Pigs (2018)


Dead Pigs menandai debut sutradara Cathy Yan yang baru-baru ini menggarap film DCEU, Birds of Prey. Ketika saya menonton Birds of Prey di bioskop, saya tidak peduli dengan kreatornya, seperti ketika saya menonton film-film DCEU lainnya (kecuali trilogi The Dark Night yang ditangani Nolan, tentu saja saya peduli dengan ini) atau bahkan film-film MCU. Film yang dinaungi jagat sinema macam ini tidak pernah membuat saya berekspektasi, sebab saya menonton film-film itu semata untuk mencari hiburan, tak pernah lebih. Namun, dua tahun berselang setelah perilisannya, saya menonton Birds of Prey lagi, dan entah kenapa rasanya berbeda. Ada semangat yang tidak cukup saya tangkap saat pertama kali menonton. Kemudian saya menonton film Dead Pigs dan akhirnya paham. Cathy Yan selalu bisa menangkap momen-momen solidaritas dan pemberdayaan secara efektif dan presisi. Jika Birds of Prey memperlihatkan solidaritas perempuan, Dead Pigs menyajikan gelaran perlawanan kelas proletar (yang saya maksud adalah rural) terhadap keegoisan borjuis (orang kaya arogan).

Dead Pigs mengisahkan seorang peternak babi yang kikuk, pemilik salon yang penuh semangat, seorang busboy (pramusaji) yang sensitif, seorang arsitek ekspatriat, dan seorang gadis kaya yang kecewa bertemu dan bertabrakan saat ribuan babi mati mengapung di sungai menuju Shanghai yang modern dengan cepat.

Film yang sangat kritis ini membangun satirenya dengan komedi ringan sehari-hari dan gelaran visual yang indah, tetapi menyedihkan. Cathy Yan memotret tiga kehidupan orang Shanghai yang memiliki perbedaan cukup ekstrem. Film ini sendiri dibuka dengan Old Wang (Haoyu Yang) seorang peternak babi yang terpukau oleh teknologi VR dengan penggambaran orang pinggiran Shanghai yang dianggap "norak" oleh tatapan orang sekitar. Sejak film ini dibuka, kita sudah melihat kemunafikan orang kelas menengah ke atas yang tersenyum sambil melempar pandangan "jijik".

Relasi rumit antara Wang Zhen (Mason Lee) dan Xia Xia (Meng Li) juga cukup mendeskripsikan jarak yang tegas antara orang miskin dan orang kaya di Shanghai. Xia Xia memang menganggap Wang Zhen sebagai teman yang baik, tetapi di sisi yang lain, sulit baginya untuk mengerti apa yang dilakukan Zhen untuk mencari uang tambahan untuk utang ayahnya (Zhen sengaja menabrakkan diri ke mobil di jalan untuk kemudian meminta ganti rugi). Alih-alih bersimpati pada keadaan Zhen, Xia Xia justru mempertanyakannya dengan nada penuh keheranan. Dia bahkan bingung kenapa Zhen tidak minta yang darinya (solusi sebagian orang kaya untuk menyelesaikan masalah, uang).






Dead Pigs juga dengan segala kelakarnya berusaha menggambarkan kebingungan orang kaya arogan terhadap keputusan-keputusan orang pinggiran kota seperti Candy Wang (Vivian Wu) yang memilih mempertahankan rumahnya daripada menjualnya. Candy Wang mempertahankan rumahnya di antara rumah-rumah lain yang telah digusur demi masa lalu dan kehormatan keluarganya. Nilai semacam itu secara picik ditolak oleh para pengembang pembangunan Golden Happiness (kawasan modern yang bernuansa Barat).

Cathy Yan jelas memiliki kekhasan dalam melontarkan kritik sosial ke dalam filmnya. Celotehan dan kelakar dalam film ini bukan sematan belaka, melainkan alat untuk membangun intensitas kritiknya. Lewat subteks, kita tahu bahwa sindiran soal kelas adalah hal yang paling disorot. Kita lihat bagaimana peternak babi dicurigai (dan disalahkan) atas insiden babi-babi mengapung di perairan Shanghai, alih-alih mencari tahu terlebih dahulu penyebabnya. Ya, pada akhirnya itu terungkap di akhir, tetapi rasanya itu tidak membuat para peternak dan warga pinggiran lainnya merasa aman. Bahkan Candy Wang akhirnya harus menyingkir dari rumahnya dan tinggal di apartemen. Meski akhirnya semuanya tampak baik-baik saja, masyarakat kelas menengah ke bawah tetap tidak berdaya.

Itu memang bukan ending yang saya harapkan dari film ini karena terkesan main aman. Namun, hal itu sama sekali tidak mengubah penilaian saya terhadap semangat dan nilai-nilai yang ada di film ini. Saya masih bisa merasakan kegetiran keluarga Wang dan bagaimana pembangunan justru merobohkan kesejahteraan. Lebih dari itu, tembok pembatas antara si miskin dan si kaya semakin kokoh.

Dead Pigs merupakan awal yang baik bagi Cathy Yan dan jelas saya akan menunggu karya-karya berikutnya.

______________________
Directed by Cathy Yan
Starring Haoyu Yang, Vivian Wu, Mason Lee, Meng Li, David Rysdahl


Post a Comment

0 Comments