Akhirat: A Love Story (2021), Film Panjang Pertama Jason Iskandar



Saya yakin film romantis yang mengangkat tema perbedaan agama akan selalu laris di pasaran. Seklise dan semembosankan apapun ceritanya, film ini akan tetap ditonton penggemar setianya. Saya sudah menonton cukup banyak film jenis ini dan kebanyakan memang dibuat sebagai film religi. Berbeda dengan mayoritas film 'cinta beda agama' tersebut, 'Akhirat: A Love Story' menggunakan formula dan konsep yang sangat berbeda dan cukup segar. Karya debut film panjang Jason Iskandar ini menggelar narasi 'cinta beda agama' yang klise dengan pendekatan yang cukup imajinatif.

Sinopsis

Seorang akuntan bergama Kristen, Timur (Adipati Dolken) jatuh cinta dengan seorang ilustrator muslimah bernama Mentari (Della Dartyan). Hubungan mereka ditentang oleh keluarga masing-masing. Suatu hari, mereka terlibat dalam kecelakaan mobil yang membuat mereka koma. Mereka kemudian menemukan diri mereka di persimpangan dunia manusia dan akhirat. Enggan untuk berpisah satu sama lain, mereka menjelajahi alam dan bertemu dengan jiwa lain.

Konsep Akhirat yang Menarik Tapi Kurang Solid

Studio Antelope selalu totalitas dalam menata setiap produksinya. Saya sendiri selalu menikmati film-film pendek yang mereka produksi, terutama yang disutradarai Jason Iskandar. Sejujurnya agak mengejutkan bagi saya ketika mengetahui film panjang perdana Jason Iskandar adalam romance. Saya pikir Jason akan lebih ambisius dengan mengusung tema-tema sensitif. Namun, di samping kehati-hatian itu, ide film ini sangat menarik. Sebelumnya, tidak ada film yang mengangkat tema cinta beda agama dengan memadukan drama keluarga, romance, dan fantasi sekaligus.

Saya cukup terkesan oleh keberanian Jason memanifestasikan akhirat apa adanya. Seperti yang kita lihat di film, alam orang mati digambarkan gamblang sebagai hutan belantara yang memiliki gapura menuju akhirat. Tentu, imajinasi tentang alam barzah di kepala masing-masing orang akan berbeda. Namun, Jason membuatnya sedikit lebih universal. Meski membawa nama 'agama', film ini sama sekali tidak mewujudkan alam barzah sesuai dengan interpretasi salah satu agama atau bahkan keduanya. Jason lebih menggunakan imajinasi liar dan menangkapnya sebagai sebuah konsep. Hal ini cukup tricky dan membutuhkan fondasi kuat agar worldbuilding-nya sempurna. Sayang sekali, sampai akhir film, imajinasi soal alam pasca-kehidupan tidak benar-benar jelas — terkesan dangkal dan tampak seperti diilhami pikiran selewat saat kita sedang bengong alias kurang solid.




Kisah Cinta yang Membosankan

Ya, namanya cinta beda agama ya, begitu-begitu saja, dan film ini terlalu malas untuk membuat cerita yang lebih dinamis. Kita tidak pernah diperlihatkan seberapa taat mereka (dan keluarga mereka) terhadap Tuhan masing-masing. Ya, ada adegan salat dan kajian injil. Namun, narasinya terlalu dangkal. Alih-alih menggunakan ajaran agama sebagai sebuah alasan cinta harus disudahi, kedua orangtua mereka (terutama ibu yang entah kenapa digambarkan ribet oleh Jason — stereotip usang yang seharusnya dibuang) justru menyinggung soal ketidakbahagiaan berkeluarga dengan orang yang prinsipnya berbeda. Sesederhana itu. Keduanya bahkan tidak berusaha mendiskusikan lebih jauh soal pindah agama (mereka bahkan tidak membicarakan hal ini? Wadaw).

Ibarat makanan, kisah cinta Timur dan Mentari ini laiknya fusi makanan Indonesia-Eropa tapi melupakan bumbu utamanya. Dinamika. Tidak ada dinamika yang berarti. Setelah koma dan mereka menjadi semacam 'hantu' pun, mereka tidak terlihat meyakinkan sebagai orang yang sedang dilema dan gelisah. Mereka malah pergi menggunakan keuntungan menembus pintu untuk pergi ke galeri seni sambil cengar-cengir. Hambar banget.


Adipati Dolken & Della Dartyan


Klimaks yang Kekurangan Bumbu

Lagi-lagi, seperti makanan, film ini memang kurang bumbu. Jason terlalu malu-malu untuk membubuhkan sedikit micin ke dalam filmnya, terutama di bagian klimaks. Well, kita bisa memahami konklusinya dengan baik, tapi apa ya... kurang greget. Dengan naifnya Timur mengatakan bahwa keluarganya tidak membutuhkan dia lagi dan rela melepas semuanya demi memberi kehidupan bagi Mentari yang masih punya banyak mimpi. I mean, what the hell... Tidak ada lagi interaksi antara kedua keluarga, tidak juga interaksi yang berarti antara anak dan orangtua. Banyak potensi yang di sia-sia kan begitu saja, padahal terpampang di depan mata. Sayang sekali.

Akhirat: A Love Story adalah film panjang pertama Jason Iskandar yang unik dan segar tapi terlalu hambar untuk dinikmati.

 
_________________________
Directed by Jason Iskandar
Starring Adipati Dolken, Della Dartyan, Verdi Solaiman


Post a Comment

0 Comments